Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikir ku pun melayang
Dahulu penuh kasih..
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang
Oh.. Bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku.
Mendengar lantunan lagu dari Potret—Bunda sore itu telah meningkatkan hormon dalam diri ini, entah mengapa peningkatan hormon tersebut menyebabkan tingginya produksi air mata sehingga tidak tertahan dan tak terbendung.
Lagu ini mengambarkan betapa tulusnya cinta seorang ibu kepada anaknya. Bagaimana seorang ibu yang rela mengorbankan jiwa dan raganya.
Lagu ini tidak melebih-lebihkan keadaan. Memang benar, seorang ibu itu rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk anaknya.
Pada saat Ibu melahirkan kita, Ibu berada pada saat-saat sakaratul maut, tidak terbayangkan betapa besarnya perjuangan seorang ibu yang melahirkan. Bahkan Ibu tak ragu-ragu memilih untuk menyelamatkan bayinya ketimbang dirinya, saat terjadi masalah.
Ibu tak pernah lelah mendidik, menjaga, dan menyayangi kita. Kasihnya sepanjang masa.
Pernahkah kita berfikir, bertetes-tetes peluhnya dikorbankan untuk membuat kita bisa makan enak dan tidur nyenyak.
Kita tidak pernah berfikir,Ibu terjaga disetiap tidurnya saat kita jauh dari rumah, Ibu tidak pernah mau telat beribadah hanya untuk menyelipkan nama kita di dalam doanya, Ibu tidak pernah rela melihat anaknya sedih dan tersakiti.
Maka wahai engkau yang lahir dari rahim ibumu, janganlah pernah buat Ibumu bersedih dan janganlah menyakiti hatinya.
0 comments - click to leave some comment:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak anda dengan pertanyaan, komentar dan saran yang membangun. Terima kasih