Status

"Ramadhan yaa Ramadhan"

22 April 2011

Wisdom Teeth


Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Banyak orang yang enggan melakukan tindakan operasi mengingat khawatir akan efek sampingnya.
Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat / impaksi.
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher, rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:




1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.
pericoronitis

2. Crowding gigi / gigi berjejal.
Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.
gigi crowding

3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.

4. Merusak gigi depannya.
Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan.
gigi berlubang

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista.
Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput. Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf. 

7. Tumor / Karsinoma
gbr 8 tumor

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi, maka kita perlu memikirkan kembali apakah gigi tersebut perlu dicabut atau tidak.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab dilakukan pada usia yang tepat.
Saran dari drg Djoko Micni, SpBM, FICOI & drg Yeanne Rosseno dari Dentia Dental Care Center: Bagi remaja usia 12-18 tahun, lakukan regular check up ke dokter gigi dan lakukan rontgen foto panoramik untuk mengetahui ada tidaknya gigi geraham bungsu. Bagaimanapun, mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Preventive will save your time, save your money and avoiding many problems.

More Detail


0 comments - click to leave some comment:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak anda dengan pertanyaan, komentar dan saran yang membangun. Terima kasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...